BERTUMBUH
(Amsal 11:28)
Yang dimaksudkan bertumbuh dalam hal ini
adalah pertumbuhan dalam segala aspek kehidupan anak-anak Tuhan, tetapi
terutama dalam pertumbuhan rohani.
Pertumbuhan manusia seutuhnya haruslah
dimulai dari roh manusia itu sendiri, yakni menyangkut hati yang berhubungan
dengan mentalitas manusia.
Pertumbuhan manusia seutuhnya haruslah
memperhatikan tiga unsur terbentuknya sebuah oknum yang disebut manusia. Ketiga
unsur tersebut adalah: roh, jiwa dan tubuh.
Pertumbuhan manusia harus diperhatikan
keseimbangan pertumbuhan ketiga unsur tersebut. Ketimpangan pertumbuhan ketiga
unsur tersebut menimbulkan masalah dalam kehidupan seseorang.
Penyakit manusia timbul dari masalah yang
terjadi terhadap roh, jiwa dan tubuh manusia. Pada umumnya seseorang yang
mengalami ganggunguan terhadap rohnya biasanya dibawa kepada seorang rohaniwan
atau imam, atau penatua untuk menyembuhkannya.
Seseorang yang mengalami gangguan terhadap
jiwanya, biasanya dibawa kepada seorang psikiater atau psikolog.
Dan seseorang yang mengalami gangguan
terhadap tubuhnya atau penyakit jasmani biasanya dibawa kepada seorang dokter
medis. Intinya pertumbuhan seseorang harus diperhatikan kesehatan dari ketiga
unsur manusia itu sendiri.
Seorang manusia yang sehat dalam
pertumbuhannya adalah orang yang hidup utuh dalam artian memperhatikan
kesehatan dan keseimbangan roh, jiwa, dan tubuhnya. Untuk menjaga kesehatan dan
keseimbangan pertumbuhannya diperlukan makanan yang seimbang, kebutuhan yang
seimbang, dan adanya pola hidup yang mengontrolnya, dan hukum yang mengaturnya.
Seorang manusia yang hidup tanpa pola hidup
yang baik dan jelas tidak akan mengalami pertumbuhan yang benar sesuai kehendak
Tuhan. Seorang manusia yang sedang menjalani hidupnya tanpa hukum atau aturan
dari Tuhan tidak mungkin mengalami pertumbuhan yang benar sesuai kehendak
Tuhan.
Marilah kita menjalani hidup dengan
petumbuhan yang seimbang dengan pola hidup Kristen sesuai firman Tuhan, dan
mengikuti hukum dan aturan, yakni firman Tuhan.
Pertumbuhan rohani kita haruslah selaras
dengan firman Tuhan. Tuhan telah menyatakannya dalam firman-Nya bahwa Dia telah
menentukan kita menjadi serupa dengan-Nya. Oleh karena itu setiap perkataan
Tuhan yang disampaikan kepada kita akan merangsang pertumbuhan rohani kita.
Yang pasti bahwa Tuhan tidak pernah menyuruh
kita untuk melakukan tindakan atau kegiatan yang menghalangi pertumbuhan rohani
kita.
Bila ada sesuatu yang kita lakukan atau
kegiatan kita yang menghalangi pertumbuhan rohani kita, perlu kita kaji ulang
jangan-jangan hal itu bukan perkataan Tuhan. Bisa jadi hal itu berasal dari
pikiran kita sendiri.
Pertumbuhan rohani yang sehat ditandai dengan
sebuah tanda yang bisa kita raksakan langsung dalam jiwa kita, yaitu perasaan
tenang, damai sejahtera.
Walau pun kita hidup di dunia yang
kelihatannya kacau, tetapi kita tetap merasa ada damai sejahtera dalam jiwa
kita karena roh kita sehat dalam
pertumbuhannya karena terhubung dengan kekuatan supra natural, sumber damai
sejahtera. Seperti yang dikatakan Rasul Paulus sebagai “Damai sejahtera yang
melampaui segala akal” (Fil 4:7).
Hal itulah yang menjaga kita, melindungi kita
bagaikan benteng yang kuat menjaga kita dari ketakutan, kecemasan,
kekhawatiran, kekacauan dunia dimana kita hidup sementara ini.
Ketika damai sejahtera semacam itu menguasai
hidup kita maka kita tahu bahwa pertumbuhan rohani kita sesuai dengan kehendak
Tuhan. Kita tidak akan pernah merasakan damai sejahtera
Allah jika kita tidak mengikuti kehendak Allah yang adalah sumber damai
sejahtera itu.
Boleh saja seseorang memercayai jalan
pikirannya sendiri, namun dia tidak akan pernah memiliki damai sejahtera Kristus.
Seperti dikatakan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose: “Hendaklah damai
sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah
dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.” (Kolose 3:15)
Manusia adalah Mahluk Tiga Dimensi
Bila seseorang berkata ‘saya’,
semestinya diperjelas apa yang dimaksud dengan kata ‘saya’, karena manusia itu
merupakan mahluk tiga dimensi. Manusia disebut mahluk tiga dimensi karena
manusia itu sesungguhnya terdiri atas tiga kedirian (saya), yakni manusia roh,
manusia jiwa, dan manusia daging (tubuh).
Roh manusia adalah milik Allah. Roh itu
diberikan oleh Allah pada saat penciptaan manusia pertama Adam. Bila manusia jasmani
itu mati maka roh manusia itu kembali kepada pemiliknya, Allah.
Jiwa manusia (akal budi) adalah ‘saya’ yang
sesungguhnya. Jiwa manusia menyatakan dirinya melalui perbuatan yang
dikendalikan oleh pikiran dan hati yang disalurkan melalui panca indera.
Sedangkan manusia jasmani
adalah ‘saya’ yang diciptakan Allah dari debu tanah pada saat penciptaan
manusia pertama Adam. Manusia jasmani merupakan wadah
manusia jiwa dan manusia roh bersatu, hidup, berkarya untuk
kemuliaan Tuahan. Manusia jasmani itu
merupakan rumah sementara bagi jiwa (saya), dan roh (saya).
Disebut rumah sementara karena nanti Allah
akan menyediakan dan memberikan rumah kekekalan di surga. Demikianlah kita
harus mengenal ‘saya’ yang sesungguhnya dalam diri manusia.